Sabtu, 08 Desember 2012

Resensi Buku Favoritku ^ ^


Kira-Kira
 (Pemenang Newbery Medal)
Penulis         : Cynthia Kadohata
Penerjemah   : Poppy Damayanti Chusfani
Harga          : Rp 26.000,00
Ukuran        : 13.5 x 20 cm
Tebal          : 200 halaman
Terbit         : Pebruari 2009
Penerbit      : PT. Gramedia Pustaka Utama


        Buku berjudul Kira-Kira yang ditulis Oleh Cyntia Kadohata bercerita tentang kehidupan warga jepang yang berada di Amerika.
Ditulis dengan gaya melankolis dan plot yang lurus, tidak mengurangi keindahan cerita fiksi dari penulis yang meraih Newberry award ini.
Kali ini, yang diangkat Cynthia adalah issue tentang buruh pabrik yang bekerja di pengolahan ayam di Georgia.
Cerita diambil dari sudut pandang seorang gadis berumur lima tahun, tidak berbeda jauh model penceritaan yang diambil Cynthia saat menulis novel sebelumnya.
Gadis kecil  itu bernama Katarina yang biasa dipanggil Katie. Katie memiliki seorang kakak yang tekun dan sangat cerdas juga sangat cantik bernama Lynn. Lynn memiliki hati yang sangat lembut dan baik, hingga saat ada kejadian dia digigit anjing ketika berada di ladang jagung, dia tidak membiarkan anjing yang dilempar botol susu oleh Katie menjilati susu yang akan membuat lidahnya luka terkena pecahan beling, tapi Lynn justru menyemprotnya dengan air dari selang  supaya anjing itu pergi.
Sayang, dibalik keceriannya,kecerdasannya, dan kecintaannya pada alam dan binatang, Lynn menderita penyakit Limfoma, yaitu  jenis tumor akut yang timbul pada saluran getah bening atau lapisan lymphoid (hal. 146).
Liynn diceritakan sangat menyukai laut, dia bahkan menulis cerita tentang manusia yang hidup di dasar laut.
Kira-kira adalah kata pertama yang diajarkan oleh Lynn untuk Katie yang dalam bahasa jepang berarti “gemerlap”.
Bukan lantas kisah dalam buku ini nanti akan bercerita tentang gemerlapnya kehidupan keluarga Katie, akan tetapi dalam kesederhannya itulah sisi kemanusiaan dan hati mereka yang justru sangat gemerlap. Hati yang penuh cinta dan saling memperhatikan, keluarga yang selalu tolong menolong dan berprasangka baik, kerja keras, juga tentang keberanian untuk meminta maaf dan mengakui kesalahan…
Mereka pindah dari Iowa, tempat kelahiran Katie ke Georgia dan mendapatkan pekerjaan sebagai buruh di pengolahan ayam milik pengusaha terkenal bernama Mr. Lyndon. Ayah Katie mendapat pekerjaan sebagai pemisah anak-anak ayam yang baru menetas, ia memisahkan betina dari jantannya. Ayan jantan dianggap tidak berguna karena tidak bisa bertelur. Sedangkan ibu Katie bekerja juga di perusahaan yang sama hanya berbeda bagian.

Kisah ini bersetting tahun 50-an dimana kaum buruh kala itu diceritakan sangat diperlakukan seperti robot, bekerja 12 jam nonstop bahkan demi pekerjaanya sebagai pemotong daging ayam, ibu Katie sampai memakai popok supaya tidak perlu ke kamar mandi jika ingin kencing hingga badannya berbau.
Sebagai buruh, tentu gaji yang diterima tidaklah besar, apalagi harus menaggung sewa cicilan rumah,makanan, transportasi dan lain-lain. Tetapi hal itu tidaklah menjadi halangan bagi keluarga itu untuk bahagia, kebahagiaan semakin lengkap saat anak mereka yang ketiga laki-laki dan diberi nama Samsom, dan dipanggil Sammy.
Tetapi rupanya kebahagiaan itu tidak berlangsung lama dan mulus, kesedihan mulai terasa saat Lynn yang memiliki penyakit limfoma, mulai sering jatuh sakit dan kelelahan. Sebentar sakit, sebentar sembuh, tapi lama-kelamaan sakitnya menjadi semakin lama hingga membuatnya tak bisa bersekolah.
Dengan kesibukan dan jam kerja yang semakin bertambah, ayah dan ibu Katie terus berjuang dengan segala cara untuk kesembuhan Lynn. Selama sakit Katie terus menjaga Lynn dan juga menjaga adiknya Sammy yang tidak pernah rewel. Meskipun kadang juga  harus menunggu ibunya yang bekerja dalam mobil yang panas…
Salut untuk Sammy yang diceritakan hampir tidak pernah merengek manja kecuali ketika berlibur di areal tanah milik MR. Lyndon, saat itu kakinya terjepit perangkap tupai dan hampir membuat pergelangan kakinya patah.
Karakter-karakter yang disodorkan Cynthia dalam buku ini sangat tegar dan ulet dalam menghadapi beban hidup yang cukup berat di Amerika, terlebih mereka adalah warga perantauan di negeri asing.  Seperti yang pernah saya dengar kisah-kisah sebelumnya tentang orang Jepang yang memang terkenal ulet dan tidak gampang putus asa serta tidak manja.
Meskipun kisah ini cukup menguras air mata, dan menyentuh tapi ketegaran masing-masing tokohnya sangat terasa. Tidak cengeng dan tidak pasrah pada nasib, itu poinnya.
Lalu apakah perjuangan untuk kesembuhan Lynn akan berhasil?
Kisah yang sangat menarik dan banyak memberi pelajaran yang bisa dipetik, meskipun saya kurang menyukai covernya yang berkesan “ala kadarnya” dan kurang mewakili kisah yang begitu gemerlap ini.
Oke, kembali ke pepatah lama, don’t jugde a book by its cover!
Maka baca dan nikmatilah kisahnya.


^ ^Nindita

Tidak ada komentar: