Kira-Kira
(Pemenang
Newbery Medal)
Penulis :
Cynthia Kadohata
Penerjemah :
Poppy Damayanti Chusfani
Harga :
Rp 26.000,00
Ukuran :
13.5 x 20 cm
Tebal :
200 halaman
Terbit :
Pebruari 2009
Penerbit :
PT. Gramedia Pustaka Utama
Buku berjudul Kira-Kira
yang ditulis Oleh Cyntia Kadohata bercerita tentang kehidupan warga jepang yang
berada di Amerika.
Ditulis dengan gaya
melankolis dan plot yang lurus, tidak mengurangi keindahan cerita fiksi dari
penulis yang meraih Newberry award ini.
Kali ini, yang diangkat
Cynthia adalah issue tentang buruh pabrik yang bekerja di pengolahan ayam di
Georgia.
Cerita diambil dari sudut
pandang seorang gadis berumur lima tahun, tidak berbeda jauh model penceritaan
yang diambil Cynthia saat menulis novel sebelumnya.
Gadis kecil itu bernama Katarina yang biasa dipanggil
Katie. Katie memiliki seorang kakak yang tekun dan sangat cerdas juga sangat
cantik bernama Lynn. Lynn memiliki hati yang sangat lembut dan baik, hingga
saat ada kejadian dia digigit anjing ketika berada di ladang jagung, dia tidak
membiarkan anjing yang dilempar botol susu oleh Katie menjilati susu yang akan
membuat lidahnya luka terkena pecahan beling, tapi Lynn justru menyemprotnya dengan
air dari selang supaya anjing itu pergi.
Sayang, dibalik
keceriannya,kecerdasannya, dan kecintaannya pada alam dan binatang, Lynn
menderita penyakit Limfoma, yaitu jenis
tumor akut yang timbul pada saluran getah bening atau lapisan lymphoid (hal.
146).
Liynn diceritakan sangat
menyukai laut, dia bahkan menulis cerita tentang manusia yang hidup di dasar
laut.
Kira-kira adalah kata
pertama yang diajarkan oleh Lynn untuk Katie yang dalam bahasa jepang berarti
“gemerlap”.
Bukan lantas kisah dalam
buku ini nanti akan bercerita tentang gemerlapnya kehidupan keluarga Katie,
akan tetapi dalam kesederhannya itulah sisi kemanusiaan dan hati mereka yang
justru sangat gemerlap. Hati yang penuh cinta dan saling memperhatikan,
keluarga yang selalu tolong menolong dan berprasangka baik, kerja keras, juga
tentang keberanian untuk meminta maaf dan mengakui kesalahan…
Mereka pindah dari Iowa,
tempat kelahiran Katie ke Georgia dan mendapatkan pekerjaan sebagai buruh di
pengolahan ayam milik pengusaha terkenal bernama Mr. Lyndon. Ayah Katie
mendapat pekerjaan sebagai pemisah anak-anak ayam yang baru menetas, ia
memisahkan betina dari jantannya. Ayan jantan dianggap tidak berguna karena
tidak bisa bertelur. Sedangkan ibu Katie bekerja juga di perusahaan yang sama
hanya berbeda bagian.
Kisah ini bersetting tahun
50-an dimana kaum buruh kala itu diceritakan sangat diperlakukan seperti robot,
bekerja 12 jam nonstop bahkan demi pekerjaanya sebagai pemotong daging ayam,
ibu Katie sampai memakai popok supaya tidak perlu ke kamar mandi jika ingin kencing
hingga badannya berbau.
Sebagai buruh, tentu gaji
yang diterima tidaklah besar, apalagi harus menaggung sewa cicilan
rumah,makanan, transportasi dan lain-lain. Tetapi hal itu tidaklah menjadi
halangan bagi keluarga itu untuk bahagia, kebahagiaan semakin lengkap saat anak
mereka yang ketiga laki-laki dan diberi nama Samsom, dan dipanggil Sammy.
Tetapi rupanya kebahagiaan
itu tidak berlangsung lama dan mulus, kesedihan mulai terasa saat Lynn yang
memiliki penyakit limfoma, mulai sering jatuh sakit dan kelelahan. Sebentar
sakit, sebentar sembuh, tapi lama-kelamaan sakitnya menjadi semakin lama hingga
membuatnya tak bisa bersekolah.
Dengan kesibukan dan jam
kerja yang semakin bertambah, ayah dan ibu Katie terus berjuang dengan segala
cara untuk kesembuhan Lynn. Selama sakit Katie terus menjaga Lynn dan juga
menjaga adiknya Sammy yang tidak pernah rewel. Meskipun kadang juga harus menunggu ibunya yang bekerja dalam
mobil yang panas…
Salut untuk Sammy yang diceritakan hampir tidak pernah merengek manja kecuali ketika
berlibur di areal tanah milik MR. Lyndon, saat itu kakinya terjepit perangkap
tupai dan hampir membuat pergelangan kakinya patah.
Karakter-karakter yang
disodorkan Cynthia dalam buku ini sangat tegar dan ulet dalam menghadapi beban
hidup yang cukup berat di Amerika, terlebih mereka adalah warga perantauan di
negeri asing. Seperti yang pernah saya
dengar kisah-kisah sebelumnya tentang orang Jepang yang memang terkenal ulet
dan tidak gampang putus asa serta tidak manja.
Meskipun kisah ini cukup
menguras air mata, dan menyentuh tapi ketegaran masing-masing tokohnya sangat
terasa. Tidak cengeng dan tidak pasrah pada nasib, itu poinnya.
Lalu apakah perjuangan untuk kesembuhan Lynn akan berhasil?
Kisah yang sangat menarik
dan banyak memberi pelajaran yang bisa dipetik, meskipun saya kurang menyukai
covernya yang berkesan “ala kadarnya” dan kurang mewakili kisah yang begitu gemerlap
ini.
Oke, kembali ke pepatah
lama, don’t jugde a book by its cover!
Maka baca dan nikmatilah
kisahnya.
^ ^Nindita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar