Sabtu, 08 Desember 2012

The Last Episode Of Doraemon


Apakah kalian pernah dengar cerita yang katanya episode terakhir seri Doraemon?

Memang..., komik Doraemon memilki cerita yang menggantung. Bukan tanpa alasan, mengingat Fujiko Fujio, sang kreator jenius ini wafat sebelum berhasil menamtakan cerita tentang Doraemon. Namun ternyata, sebelum meninggal, Fujiko menyisipkan sebuah cerita tambahan, yang notabene merupakan episode pemungkas Doraemon....

Episode terakhir ini sangat terkenal dan disebar luas lewat forwardan email sejak tahun 90-an. Walaupun versi Inggrisnya yang dikenal luas lebih singkat dari aslinya yang berbahasa Jepang, inti ceritanya yang terkandung, tetap bisa kita tangkap

Singkatnya, cerita terakhir Doraemon ini dibuka fengan adegan saat Nobita pulang dengan menangis karena diganggu Giant. Seperti biasa, ia merengek

" Doraemmmoonnnn... !"
" Pinjami aku ituu dong... "
" Aku sudah tidak tahan lagi dengan sifat Giant... "


Tetapi, doraemon  tidak bergeming. Ia membisu dengan pandangan kosong, dan terjatuh ketika Nobita menyentuhnya.
Alhasil, Nobita pun menghubungi Dorami, adik doraemon. Dorami pun mengatakan bahwa kemungkinan besar batere kehidupannya telah habis, namun sayangnya... sirkuit support Doraemon sudah tidak berfungsi karena sirkuit tersebut terletak di kupingnya yang hilang karena digigit tikus.

Jalan satu - satunya adalah membawa pulang Doraemon ke masa depan untuk diperbaiki, namun sebagai resikonya, Memori dalam otak Doraemon akan ter-reset ulang sehingga otomatis kenangannya bersama Nobita akan hilang.

Jalan lain adalah, menunggu seseorang yang dapat memperbaiki Doraemon dengan pengetahuan yang canggih.

Sembari mengingat - ngingat kenangan manis dan segala pertualangan yang telah mereka lalui bersama, Nobita memutuskan jalan yang ke 2...Menunggu seseorang yang dapat memperbaiki Doraemon, dan itu orang tersebut adalah dirinya sendiri....

Sejak saat itu, hidup Nobita berubah 180 derajat.
Ia menjadi murid yang rajin, tidak pernah terlambat, dan selalu belajar dengan tekun. Hingga saat SMA ia mendapat nilai ujian tertinggi di Jepang yang mengalahkan Dekisugi ( siswa jenius, saingan Nobita dalam cinta )

" Kau hebat Nobita... saat ini tidak ada lagi yang mampu mengalahkanmu dalam ujian ...!"
namun Nobita menjawab...
" Bukan nilai tinggi yang kucari....., melainkan sebuah pengetahuan yang jauh lebih besar "

Singkat kata, beberapa tahun kemudian, Nobita berhasil menjadi seorang professor Teknik dan tentunya... menikah dengan Shizuka.
Suatu ketika, ia memanggil Shizuka ke sebuah ruangan rahasia, yang selama ini tidak seorang pun yang boleh memasukinya....

" Bukankah.. ini adalah ruang rahasia dan berbahaya untuk dimasuki ...Nobita? tanya Shizuka
Namun, tak lama Shizuka terdiam, saat melihat pemandangan yang tertidur di depannya. Sebuah sosok yang ia kenal dengan baik, dan tak akan pernah dilupakannya sampai kapan pun...
..... Doraemon.....
" Doraemonn.. ? Shizuka terkejut...
" Sekarang akan kucoba menyalakannya.....!" Nobita menekan sebuah tombol...
dan tak lama...
Benda itu bergerak dan membuka matanya....
" Nobita !! apa kamu sudah mengerjakan PR-mu ?
Shizuka pun langsung meneteskan air mata, tatkalaNobita berlari memeluk Doraemon,
sahabat terbaiknya yang telah kembali pulang setelah 20 tahun lamanya....
Ugh,,, the end ,,,,,,



Resensi Buku Favoritku ^ ^


Kira-Kira
 (Pemenang Newbery Medal)
Penulis         : Cynthia Kadohata
Penerjemah   : Poppy Damayanti Chusfani
Harga          : Rp 26.000,00
Ukuran        : 13.5 x 20 cm
Tebal          : 200 halaman
Terbit         : Pebruari 2009
Penerbit      : PT. Gramedia Pustaka Utama


        Buku berjudul Kira-Kira yang ditulis Oleh Cyntia Kadohata bercerita tentang kehidupan warga jepang yang berada di Amerika.
Ditulis dengan gaya melankolis dan plot yang lurus, tidak mengurangi keindahan cerita fiksi dari penulis yang meraih Newberry award ini.
Kali ini, yang diangkat Cynthia adalah issue tentang buruh pabrik yang bekerja di pengolahan ayam di Georgia.
Cerita diambil dari sudut pandang seorang gadis berumur lima tahun, tidak berbeda jauh model penceritaan yang diambil Cynthia saat menulis novel sebelumnya.
Gadis kecil  itu bernama Katarina yang biasa dipanggil Katie. Katie memiliki seorang kakak yang tekun dan sangat cerdas juga sangat cantik bernama Lynn. Lynn memiliki hati yang sangat lembut dan baik, hingga saat ada kejadian dia digigit anjing ketika berada di ladang jagung, dia tidak membiarkan anjing yang dilempar botol susu oleh Katie menjilati susu yang akan membuat lidahnya luka terkena pecahan beling, tapi Lynn justru menyemprotnya dengan air dari selang  supaya anjing itu pergi.
Sayang, dibalik keceriannya,kecerdasannya, dan kecintaannya pada alam dan binatang, Lynn menderita penyakit Limfoma, yaitu  jenis tumor akut yang timbul pada saluran getah bening atau lapisan lymphoid (hal. 146).
Liynn diceritakan sangat menyukai laut, dia bahkan menulis cerita tentang manusia yang hidup di dasar laut.
Kira-kira adalah kata pertama yang diajarkan oleh Lynn untuk Katie yang dalam bahasa jepang berarti “gemerlap”.
Bukan lantas kisah dalam buku ini nanti akan bercerita tentang gemerlapnya kehidupan keluarga Katie, akan tetapi dalam kesederhannya itulah sisi kemanusiaan dan hati mereka yang justru sangat gemerlap. Hati yang penuh cinta dan saling memperhatikan, keluarga yang selalu tolong menolong dan berprasangka baik, kerja keras, juga tentang keberanian untuk meminta maaf dan mengakui kesalahan…
Mereka pindah dari Iowa, tempat kelahiran Katie ke Georgia dan mendapatkan pekerjaan sebagai buruh di pengolahan ayam milik pengusaha terkenal bernama Mr. Lyndon. Ayah Katie mendapat pekerjaan sebagai pemisah anak-anak ayam yang baru menetas, ia memisahkan betina dari jantannya. Ayan jantan dianggap tidak berguna karena tidak bisa bertelur. Sedangkan ibu Katie bekerja juga di perusahaan yang sama hanya berbeda bagian.

Kisah ini bersetting tahun 50-an dimana kaum buruh kala itu diceritakan sangat diperlakukan seperti robot, bekerja 12 jam nonstop bahkan demi pekerjaanya sebagai pemotong daging ayam, ibu Katie sampai memakai popok supaya tidak perlu ke kamar mandi jika ingin kencing hingga badannya berbau.
Sebagai buruh, tentu gaji yang diterima tidaklah besar, apalagi harus menaggung sewa cicilan rumah,makanan, transportasi dan lain-lain. Tetapi hal itu tidaklah menjadi halangan bagi keluarga itu untuk bahagia, kebahagiaan semakin lengkap saat anak mereka yang ketiga laki-laki dan diberi nama Samsom, dan dipanggil Sammy.
Tetapi rupanya kebahagiaan itu tidak berlangsung lama dan mulus, kesedihan mulai terasa saat Lynn yang memiliki penyakit limfoma, mulai sering jatuh sakit dan kelelahan. Sebentar sakit, sebentar sembuh, tapi lama-kelamaan sakitnya menjadi semakin lama hingga membuatnya tak bisa bersekolah.
Dengan kesibukan dan jam kerja yang semakin bertambah, ayah dan ibu Katie terus berjuang dengan segala cara untuk kesembuhan Lynn. Selama sakit Katie terus menjaga Lynn dan juga menjaga adiknya Sammy yang tidak pernah rewel. Meskipun kadang juga  harus menunggu ibunya yang bekerja dalam mobil yang panas…
Salut untuk Sammy yang diceritakan hampir tidak pernah merengek manja kecuali ketika berlibur di areal tanah milik MR. Lyndon, saat itu kakinya terjepit perangkap tupai dan hampir membuat pergelangan kakinya patah.
Karakter-karakter yang disodorkan Cynthia dalam buku ini sangat tegar dan ulet dalam menghadapi beban hidup yang cukup berat di Amerika, terlebih mereka adalah warga perantauan di negeri asing.  Seperti yang pernah saya dengar kisah-kisah sebelumnya tentang orang Jepang yang memang terkenal ulet dan tidak gampang putus asa serta tidak manja.
Meskipun kisah ini cukup menguras air mata, dan menyentuh tapi ketegaran masing-masing tokohnya sangat terasa. Tidak cengeng dan tidak pasrah pada nasib, itu poinnya.
Lalu apakah perjuangan untuk kesembuhan Lynn akan berhasil?
Kisah yang sangat menarik dan banyak memberi pelajaran yang bisa dipetik, meskipun saya kurang menyukai covernya yang berkesan “ala kadarnya” dan kurang mewakili kisah yang begitu gemerlap ini.
Oke, kembali ke pepatah lama, don’t jugde a book by its cover!
Maka baca dan nikmatilah kisahnya.


^ ^Nindita

Hatiku



telah kuberikan hatiku padamu,
impianku, hidupku dan perasaanku,
tidak kusangka, begitu mudahnya hati seseorang berubah,
sekarang aku tidak tahu harus bagaimana,
karena kau memiliki 2 hati,
dan aku tidak memiliki satupun...........

aku sudah mencoba memintamu memberikan hatimu,
sebagai ganti hatiku yang tidak dapat lepas darimu,
namun terlalu banyak kenangan,
hingga aku tidak sanggup memandangmu,
aku tidak punya keberanian,

sekarang aku masih disisni,
menunggumu memberikan hatimu padaku,
aku menginginkan kau datang,
meraih tanganku lalu berkata
"kuberikan hatiku padamu, karena engkau telah memberikan hatimu padaku, akan kujaga hatimu hingga kau tidak akan melihat derita lagi,"

maybe i just dreaming something that may never happen ...... (-_-")

Note Quotes

setiap kata itu mengandung makna ,,,,
hidup juga ,,, dari sekian banyak kata kata dan nasehat, ada yg paling aku suka nih ,,,,,
ini nih ..........


_hanya ada 2 alasan kenapa orang membenciku
 1. aku menikmati hidupku
 2. dia tidak menikmati hidupnya

sbnrnya kasian juga ya orang lain dibilang tidak menikmati hidupnya
yah, sabar aja ya buat orang orang yang benci sama aku

_Hidupku itu terlalu singkat untukmemikirkan hal hal kecil,
 untuk memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentangku

heheh, aku emang agak aneh, kadang kada nolak banget kalau di kritik,
yah itu deh alasannya.

_manusia itu lemah kalau sendiri
 kalau punya teman dan keluarga pasti lebih kuat

hem, iya betul, aku takut sendirian entah mengapa ,,, (-_-?)

kayaknya cuman itu deh kata kata yang pas buat aku .....
besok mungkin aku tambah .....

Nindita Rahmah

Minggu, 11 Maret 2012

Cahaya Bulan Dalam Bintang


 Ada satu lagi nih, cerpen Fiksi yang mengharukan, masih asli buatanku, seperti biasa kalo mau nge-copy ijin dullu,, okke,,,
Cahaya Bulan Dalam Bintang
Dahulu bulan tidak seperti ini, ia tidak mendapatkan cahaya dari matahari. ia mendapat sinar darisebuah bintang terang di arah timur. Setiap malam bulan dan bintang timur selalu bersama, mereka sangat akrab seperti tidak ada jarak diantara mereka.
Namun suatu saat, munculah matahari ia datang menemui bulan dan berkata mengancam bulan.
“bulan, tinggallah denganku aku akan memberikanmu cahaya yang lebih terang, bukankah itu lebih baik daripada dengan bintang suram itu”, pinta matahari.
“tapi aku merasa nyaman dengan bintang timur, aku piker cahayanya sudah cukup untuk membuatku bersinar, maafkan aku matahari aku tidak bisa”, jawab bulan.
“baiklah tapi jangan salahkan aku kalau kau tidak akan bisa melihat cahaya bintang suram itu”, sambung matahari sembari meninggalkan bulan
Bulan terdiam ia tidak ingin bintang timur terluka hanya karena ia menolak permintaan matahari. Malam itu bulan dating menemui bintang timur.
“hai bulan, ada apa kau dating kemari bukankah seharusnya aku yang menemuimu?”, Tanya bintang timur kepada bulan.
“oh, tidak apa bintang aku hanya ingin mengunjungimu saja, bisakah kau berhenti menyinariku?”, jawab bulan.
“apa maksudmu bulan apa kau sudah tidak ingin berteman denganku lagi, atau kau sudah temukan bintang lain yang lebih terang daripada aku, atau, ada apa bulan?”, jawab bintang timur balik bertanya
“aku hanya ingin kau baik – baik saja bintang, hanya itu”.
“tapi aku baik – baik saja bulan kau tidak perlu takut”,
“iya aku harap kau selalu baik bintang”
Keesokan harinya matahari dating ke tempat bintang seraya berkata
“ikutlah denganku bintang suram” kata matahari dengan angkuhnya.
“untuk apa kau harus ikut denganmu”, jawab bintang dengan berani
“akan kubawa kau ketempat yang sudah sering kau datangi disana aku akan memberikanmu hadiah kejutan yang sangat indah”, jawab matahari.
Merekapun pergi menuju tempat bulan , bulan sudah menduga matahari akan dating tapi tidak dengan bintang timur.
“bulan lihatlah aku sudah membawa bintangmu yang suram ini kau mau aku membuatnya tidak baik?” Tanya matahari kepada bulan
“baik, baiklah matahari aku akan ikut denganmu lagipul;a kau punya cukup banyak cahaya untukku” jawab bulan dengan lesu.
“jangan bulan, aku sudah cukup memberikanmu cahaya bukan, apa kau mau aku memberikanmu cahaya lebih banyak lagi?, tidak apa akan kuberikan bulan”, sahut bintang timur.
“tidak aku hanya ingin kau baik – baik saja bintang” jawab bulan pergi meninggalkan bintang sendirian.
Bintang sangat sedih sejak itu ia tidak mau lagi bersinar. Dan bulan ia mendapatkan tempatnya bersama matahari. Sejak itu bulan tidak lagi mendapat cahaya dari bintang timur dan sejak itu pula tidak ada lagi yang bisa melihat bintang timur bersinar.

By: Anum Anindita Rahmah
Queen of Myjestik

cerpen The Best Brother


Buat temen temen yang lagi cari contoh cerpen, silakan baca cerpen yang saya buat ini. kalo mau nge-copy minta ijin dulu ya,,,,,,
Ini asli loh buatan ku sendiri, udah ah jangan banyak basa basi langsung aja yw,,,
The Best Brother
Perkenalan
Aku dilahirkan disebuah dusun terpencil. Dita namaku, aku hanya anak dari keluarga biasa. Hari demi hari, orang tuaku membajak sawah kering dan kecoklatan, dengan sisa umur dan kekuatan yang ada. Tidak banyak yang bisa kujelaskan tentang siapa aku, aku hanya gadis biasa yang hidup bahagia dengan ibu yang baik hati dan ayah yang sangat pemarah, seluruh rumah atau bahkan mungkin seluruh dusun takut kepada ayahku.
Aku mempunyai seorang kakak, umurnya 4 tahun lebih tua dariku. Ia kakak laki-laki, Rino namanya, ia cukup pintar dan sangat baik, walaupun begitu dulu aku menganggapnya sangat menyebalkan, ia selalu memandangku sebagai gadis kecil, ia terlalu mengkawatirkan keadaanku, ia selalu menasihatiku seperti ayah dan ibu,  ia juga selalu ikut campur dalam hampir semua masalahku, dan parahnya lagi jalan keluar yang ia sarankan biasanya berakibat buruk, ia kuanggap seperti batu yang selalu membuatku tersandung. Akan tetapi semua itu dulu, sebelum kejadian ini terjadi.
Saat itu, setelah aku lulus dan masuk ke SMA, saat itu juga kakak diterima untuk masuk ke universitas. Aku sangat senang bisa masuk ke SMA. Malam yang sunyi, ayah dan ibu duduk di halaman sembari ayah menghisap rokok tembakaunya bungkus demi bungkus, ibu hanya diam dan menunduk. Aku menyelinap dari balik pintu dapur dan berdiam disana,
Konflik Mulai Muncul
“Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik,” ucap ayah, lalu menghembuskan asap rokoknya, ibu terdiam dan menghela nafas.
“Apa gunanya ?, bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus,” jawab ibu singkat.
Aku termenung, bagaimana kalau ayah tidak bisa menyekolahkanku, tanyaku sendiri. Saat itu juga aku melihat kakak meringkuk di balik pintu kamarnya, lalu perlahan ia berjalan keluar, ke hadapan ayah. Sepertinya kakak juga mendengarkan pembicaraan ayah dan ibu.
“Ayah, aku tidak mau melanjutkan sekolah, sudah banyak buku yang aku baca,” Seru kakak dengan berani. Aku terkejut mendengar perkataan kakak, kakak murid yang cukup pintar kenapa harus berhenti. Lalu kulihat ayah mengayunkan tangannya dan memukul kakak pada wajahnya.
“Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu lemahnya ?, bahkan jika aku harus mengemis di jalanan aku akan melakukannya untuk menyekolahkan kalian,” ucap ayah dengan geram lalu meninggalkan kakak dan ibu. Sepertinya ayah serius mengatakan itu, ia pergi mengelilingi dusun dan mengetuk setiap rumah di dusun untuk meminjam uang.
Aku berlari masuk ke kamarku, kulihat kakak berjalan dengan lemas ke kamarnya, bagaimanapun ia tetap kakakku aku tidak tega melihatnya seperti itu, setelah ibu pergi aku masuk ke kamar kakak dan duduk di sampingnya,
“Seorang laki – laki harus meneruskan sekolahnya, kalau tidak bagaimana ia bisa mengangkat keluarganya dari kemiskinan,” ucapku bijak. Aku mengulurkan tanganku selembut mungkin dan mengusap pipi kakak yang mulai membengkak. Kalau memang harus ada yang mengalah, lebih baik aku saja, lagipula aku hanya wanita yang tidak wajib bekerja.
“lebih baik biarkan ayah melakukan apa yang ia mau,” ucapku pada kakak. Kakak hanya terdiam, tak ada kata – kata yang keluar dari bibirnya.
Konflik Meruncing
Malam itu aku tidak bisa terlelap, aku terus memikirkan jalan mana yang harus kupilih, ayah tidak mungkin bisa membiayai kakak dan aku, meskipun ia memaksa, dan aku tidak tega melihat kakak melepas impiannya begitu saja. Akhirnya kuputuskan untuk tidak melanjutkan sekolah.
Siapa sangka, keesokan harinya sebelum subuh datang saat matahari masih enggan bangun dan bulan masih cantik bersinar, kakak sudah pergi. Ia meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mulai mengering juga beberapa lembar rupiah. Ia menyelinap ke kamarku dan meninggalkan secarik kertas di atas ranjangku.
“Masuk ke SMA itu tidaklah mudah, aku akan mencari pekerjaan lalu mengirimimu uang, jangan kawatir kau jaga saja ibu dan ayah, aku akan segera kembali,”
Aku memegang kertas itu erat – erat, dan menangis dengan air mata yang mengalir seperti sungai yang terus mengalir. Pekerjaan apa yang bisa kakak dapatkan dengan modal ijasah SMA saja, lagipula kakak tidak punya pengalaman, ya Tuhan tolong bantu kakak dan kalau bisa bawa saja ia kembali ke rumah, pintaku dalam sunyi pagi itu.
Konflik Menurun
Dengan uang yang kakak hasilkan dari mengangkut semen dan pasir pada punggungnya, juga uang yang ayah pinjam dari hampir seluruh warga dusun, aku dapat sampai di tahun ke tiga di SMA. Aku tidak lagi tinggal bersama ayah dan ibu, ayah menyewakan sebuah kamar untukku, memang tidak sebesar yang aku miliki di rumah namun cukup nyaman, ditambah teman – temanku juga berada disana.
Malam itu ketika aku sedang belajar, salah seorang penghuni rumah masuk ke kamarku, ia bilang ada seorang penduduk setempat yang mencariku, siapa ?, gumanku sendiri. Aku keluar dan terkejut, aku melihat kakak berdiri didepan pintu gerbang, badannya kumal tertutup debu pasir dan semen.
“kakak, kenapa kau tidak bilang pada orang itu kau kakakku ?,” tanyaku kesal.
“tidak mungkin, lihat penampilanku bagaimana kalau semua temanmu tau aku adalah kakakmu, apa yang akan mereka katakan ?, mereka pasti akan mentertawakanmu,” jawab kakak balik bertanya. Aku tersentuh, adakah orang lain di dunia ini yang memiliki hati seperti kakak, mungkin Tuhan hanya menciptakan satu untukku. Aku menyapu seluruh debu – debu yang ada di tubuh kakak, semuanya.
“aku tidak peduli apa yang mereka katakan, kau tetaplah kakakku, bagaimanapun penampilanmu, berhentilah bekerja seperti ini, kau pasti bisa mendapatkan pekerjaan lain yang lebih baik,” saranku,
“lalu bagaimana kalau tidak, aku tidak mau kau putus dari sekolahmu itu,” ucap kakak membela diri. Aku tidak bisa menahan lagi, setetes air mengalir dari pelupuk mataku, aku mendekap kakak dengan penuh kehangatan, Tuhan bantulah kakakku ini, berikan kebahagiaan untuknya, kebahagiaan yang penuh. Aku mungkin tidak akan bisa hidup tanpa kakak di kehidupan selanjutnya.
Penyelesaian
Saat itu aku sadar, kakak sudah banyak membantuku, ia mengorbankankan masa depannya untukku, ia mengorbankan raganya untuk mencari uang untukku, ia tidak mau orang lain tau ia kakakku karena ia tidak mau aku dipermalukan, ia menyayangiku lebih dari ayahku sendiri, sementara aku hanya menjadi beban, aku telah salah menganggap kakak seperi batu yang menyandungku, ia seperti kabut putih yang suci yang menyembunyikanku dari nasib buruk yang menjagaku dari kerasnya hidup dan yang menemaniku dalam kesulitan.
Sejak saat itu aku tidak lagi menganggap kakak sebagai batu yang selalu menyandungku, aku menggapnya seperti malaikat yang dikirim untuk selalu menolong dan menjagaku. Terimakasih kak, aku berjanji akan kubalas semua yang telah kakak korbankan untukku.



Orang yang baik itu
Bukan orang yang tidak pernah berbuat salah
Orang yang baik itu
Orang yang berkali kali berbuat salah
Mau mengakui kesalahan
Lalu memperbaiki kesalahannya